Maria, gadis Afrika Selatan yang lahir dan besar di Boulder, Colorado, Amerika Serikat, memeluk Islam setelah melihat kebaikan tunangannya yang seorang Muslim Pakistan.
Maria dilahirkan dalam keluarga ateis. Ia sangat tak percaya akan keberadaan Tuhan. Agama adalah hal yang asing baginya.
"Saya dibesarkan dengan apa yang orang tua saya anut. Saya benar-benar tidak percaya pada agama apa pun," cerita Maria dikutip dari laman OnIslam.net, Selasa 10 Maret 2015.
Setiap kali membicarakan agama, keluarga Maria selalu memandangnya dengan negatif. Maria bahkan menganggap agama bukan hal yang baik. "Saya pikir agama adalah sesuatu yang menyebabkan banyak masalah, seperti perang dan sebagainya," katanya.
Namun pandangan Maria terhadap agama berubah setelah bertemu pria Muslim asal Pakistan. Pria ini kelak menjadi tunangannya. "Ia seorang yang baik hati. Mungkin karena dia Muslim. Itulah pertama kali saya bertemu dengan Islam," kenang Maria.
Maria melihat tunangannya ini sangat baik dan ramah kepada semua orang. Dalam hati, Maria mengakui pria ini adalah orang terbaik yang pernah ditemuinya.
Meski awalnya tak pernah bicara tentang agama, namun berkat tunangannya itu hati Maria terbuka untuk Islam. Maria, yang sebelumnya anti-agama, kini mulai bertanya-tanya tentang Islam kepada tunangannya atau orang lain yang paham Islam.
Maria mulai mengumpulkan fakta tentang Islam. Dia bahkan membeli sebuah salinan Alquran dengan terjemahan Bahasa Inggris dan mulai membacanya.
Awalnya, Maria mengira sifat baik tunangannya memang karena tabiatnya. Namun setelah mempelajari Islam, dia baru sadar bahwa sikap kekasihnya itu karena menjalankan ajaran Islam.
"Saya sebenarnya tidak berpikir kebaikannya karena Islam. Saya hanya berpikir bahwa dia sifatnya memang begitu. Tapi semakin saya belajar tentang Islam semakin saya menyadari bahwa sifat-sifat baik yang melekat padanya adalah karena Islam," ujar Maria.
Maria belum memutuskan untuk masuk Islam meski dia telah mempelajarinya. Banyak pertimbangan yang muncul dalam hatinya. Maria baru merasa mantap memeluk Islam setelah tunangannya tewas akibat kecelakaan.
Saat kejadian nahas itu, Maria sedang kuliah di Arizona. Rupanya, tunangan Maria ingin mengunjunginya di Arizona.
Saat dalam perjalanan dari Boulder ke Arizona, pria yang baik hati itu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Kepergian sang tunangan ternyata membuka mata hati Maria tentang kehidupan dan kematian.
"Kejadian itu adalah pengalaman pertama saya tentang kematian dan itulah yang menginspirasi saya untuk mempelajari Islam lebih dalam lagi," kata Maria.
Dari peristiwa itu, Maria mulai melihat bahwa ada kekuatan yang lebih besar di dunia ini yang mengarahkan jalannya kehidupan. Dia semakin sering membaca Alquran dan banyak buku Islam.
Hingga pada satu hari, dua bulan setelah kematian tunangannya, Maria yang sedang membaca Alquran menemukan jawaban dari semua keraguan dan hikmah di balik peristiwa yang menimpanya.
Sejak itu, Maria memutuskan untuk mengucapkan syahadat. Keputusan tersebut ia sampaikan kepada teman-temannya yang Muslim. Mereka menyarankan Maria untuk bertemu seorang ulama di Denver.
Maria pun pergi ke Denver untuk menemui ulama itu. Di sana, ulama itu ingin memastikan bahwa apa yang Maria lakukan didasarkan pada keinginan hatinya, bukan karena orang atau tunangannya.
"Kami membicarakan tentang keinginan saya dengan ulama tersebut dan saya mengatakan bahwa ini untuk diri saya sendiri," kenang Maria.
Maria pun bersyahadat di hadapan ulama tersebut dan dua orang teman sebagai saksi. Maria sangat bersyukur bisa mengenal tunangannya.
Karena melalui tunangannya itu, dia akhirnya mendapat hidayah. Kini Maria seperti orang yang baru lahir kembali dan merasa segala hal buruk yang telah dilakukannya di masa lalu terhapus setelah memeluk agama Islam.(credit)